A Good Uncertainty

Actually the thing that people really want to make sure of is not something that already certain, it’s rather something that they feel uncertain of. Because the more uncertain it is, the more anxious we got. – Kim Ha Na on ATEEN, Dingo Mini Series (2018)

sebulan belakangan di instastory seorang teman selalu dipenuhi dengan foto bersama ayahnya, later that I know ayah temanku ini sakit. pastinya sakit apa aku ga berani tanya, tapi sepertinya sama beratnya dengan serangan jantung, stroke dan kanker. setidaknya aku berasumsi begitu, tapi semoga aja ga separah itu. semoga aja.

akupun pernah punya ayah dan telah mengalami ditinggal ayah untuk selama-lamanya. bedanya, ayahku pergi tiba-tiba. beliau tidak pernah benar-benar “sakit” kecuali jika aku terpaksa harus menghitung 1 bulan beliau rawat inap di rumah sakit karena patah kaki setelah terlibat kecelakaan sepeda motor. tapi beliau tidak pernah sakit berbulan-bulan dan sampai harus menggunakan selang dan alat-alat medis menyeramkan lainnya.

beliau meninggal sehari setelah muntah-muntah hebat. penyebabnya, kemungkinan besar karena ada permasalahan dalam organ internal beliau. tapi yang paling membuatku siap dan mampu menerima kepergian beliau adalah: beliau pergi tiba-tiba. tanpa aba-aba dan isyarat apapun, beliau pergi tanpa membuat aku berharap dia akan kembali lagi.

beda dengan orang-orang yang mengalami ditinggal keluarganya setelah berbulan-bulan dirawat di rumah sakit. ada usaha dan harapan ditengah ketidakpastian takdir: dapat terus hidup bersama atau terpaksa harus menyaksikan yang disayang meninggal. tidak jarang, ekspektasi itu menghancurkan. membuat seakan-akan apa yang diusahakan dan didoakan tidak dihargai Tuhan dan tidak jarang pula jadi menyalahkan Tuhan.

kalau aku boleh sedikit berpendapat, menurut pengalaman yang sudah aku alami, ditinggal tiba-tiba itu lebih baik daripada ditinggal dengan sejuta rencana. karena sesungguhnya manusia, siapapun itu, seburuk apapun hidupnya, pasti mencintai hidupnya dan tidak ada siapapun yang benar-benar siap untuk meninggalkan kehidupan yang selama ini kita tinggali. dan tidak ada seorangpun yang rela ditinggalkan orang yang sangat disayangi.

Seorang inspirational blogger bernama claire wineland penderita cystic fibrosis (kelainan genetik) menggambarkan kematian merupakan sebuah hal yang seberapa besarpun kita berusaha untuk menyikapinya dengan wajar tapi saat kita atau orang terdekat kita yang mengalaminya maka bersikap tidak wajar justru akan menjadi sebuah kewajaran yang mutlak. karena pada dasarnya manusia diciptakan untuk takut pada kematian, sebab pada proses menuju kematian manusia akan mulai kehilangan kendali atas pusat kesadarannya. itulah kenapa banyak orang sepuh yang kalo sakit dan dirawat di rumah sakit suka kelihatan ling lung atau malah marah-marah, kadang juga jadi halusinasi ngomong kejadian dulu-dulu. atau ada juga yang takut dan ga mau ditinggal kemana-mana.

itu adalah hal yang amat sangat wajar tapi bagi orang-orang terdekatnya bisa jadi sangat menyakitkan. karena orang yang disayang kesakitan tapi kita ga bisa membuat mereka merasa lebih baik.

aku pernah mendengar satu cerita tentang kematian seorang nenek. ini bukan cerita horor kok, tenang aja. aku ceritakan karena menurutku ini adalah cara meninggal yang sejauh ini menurutku paling wajar dan masuk akal dan tidak membuat orang terlalu sedih.

jadi ceritanya sore-sore depan rumah nenek itu ada tukang bakso lewat, dicegat dan dia beli 1 mangkok bakso yang langsung dimakan saat itu juga. selesai makan si nenek merasa agak ngantuk dan pamit tidur, ternyata beberapa jam kemudian ditemukan si nenek meninggal.

yang membuat aku menyukai cerita ini adalah fakta bahwa: nenek itu meninggal tanpa membuat orang lain merasa cemas. seakan-akan nenek ini tau bahwa, membuat orang lain khawatir tidak lantas membuat kematiannya menjadi lebih mudah diterima.

kalau kamu, ingin pergi dengan cara seperti apa? bagaimanapun cara yang akhirnya kita lalui (atau pilih, untuk sebagian dari kita) aku berharap kita pergi tanpa meninggalkan jejak-jejak kecemasan dalam hati keluarga dan orang terdekat dalam hidup kita. aku berharap, jika suatu saat yang entah kapan itu datang, kita bisa meninggalkan memori manis untuk dikenang dan keyakinan bagi mereka yang kita sayang untuk tetap hidup dengan cara yang lebih baik lagi.

Little Sara

Leave a comment